Wednesday, March 4, 2009

Kuda Sombong

Seorang mahasiswa yang segera akan menyelesaikan pendidikan seminarinya mengikuti kegiatan field school atau KKN (kuliah kerja nyata) di sebuah daerah pelosok yang jauh dari kota. Penempatan di daerah pedalaman ini antara lain untuk pendidikan mental pemuda yang agak sombong ini karena dia berasal dari keluarga berada di kota besar.Dalam perjalanan dengan bis penumpang umum menuju sebuah desa dia duduk berdekatan dengan seorang ibu petani yang terus memangku sebakul jagung.“Bu, hanya sebakul jagung saja sampai dipangku seperti itu.

Kenapa tidak ditaruh di lantai saja?” kata pemuda kota ini.“Ini makanan pokok kami yang paling berharga,” jawab ibu petani itu.“Makanan berharga? Kalau di kota, jagung hanya untuk makanan kuda,” ujarnya dengan nada sombong.Saat bis mulai memasuki jalan menurun yang berkelok-kelok, pemuda tersebut mulai terserang pusing dan mual sampai akhirnya termuntah-muntah. Rupanya pagi hari itu dia sempat sarapan bubur sayur campur jagung yang kini terlontar keluar.“Supir, berhenti! Ada kuda muntah di samping saya!” teriak ibu petani.[Kiriman: Daisy Kolanus, Jakarta/Wayne Rumambi, Colorado]

Pesan moral: Pepatah lama mengatakan, setiap kesombongan selalu ada harganya! Kerap kali kesombongan mesti dibayar dengan uang, terkadang dengan rasa malu. “Tuhan itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh” (Mazmur 138:6)

No comments: