Friday, March 6, 2009

Vacancy: MissionCARE

Kantor Pusat MissionCARE di Jakarta, lembaga pelayanan misi interdenominasi, dengan 15 kantor cabang di seluruh Indonesia, membutuhkan:
  1. Web-Admin: D-3 desain lisensi Adobe, Macromedia dan mengerti konsep HTML dan Web menggunakan Macromedia Dreamweaver.
  2. Sekretaris: wanita, S-1 Administrasi, atau D-3 Akademi Sekretaris.
  3. Staf penerbitan majalah: menguasai operasi desain grafis.
  4. Staf keuangan: wanita, menguasai akunting.
Lamaran dikirim ke “MissionCARE”,
Kompleks Pasifik Plasa

Blok B-1 no. 18, Jl. Boulevard Barat Raya,
Kelapa Gading, Jakarta Utara – 14240

Thursday, March 5, 2009

Baiknya Memaafkan

Suatu ketika, ada seorang guru yang meminta murid-muridnya untuk membawa satu kantung plastik bening ke sekolah. Lalu, ia meminta setiap anak untuk memasukkan beberapa kentang di dalamnya. Setiap anak diminta untuk memasukkan sebuah kentang, untuk setiap orang yang tak mau mereka maafkan. Mereka diminta untuk menuliskan nama orang itu, dan mencantumkan tanggal di dalamnya. Ada beberapa anak yang memiliki kantung yang ringan, walau banyak juga yang memiliki plastik kelebihan beban.

Mereka diminta untuk membawa kantung bening itu siang dan malam. Ke mana saja, harus mereka bawa, selama satu minggu penuh. Kantung itu harus ada di sisi mereka kala tidur, diletakkan di meja saat belajar, dan ditenteng saat berjalan.

Lama-kelamaan kondisi kentang itu makin tak menentu. Banyak dari kentang itu yang membusuk dan mengeluarkan bau yang tak sedap. Hampir semua anak mengeluh dengan pekerjaan ini. Akhirnya, waktu satu minggu itu selesai. Dan semua anak, agaknya banyak yang memilih untuk membuangnya daripada menyimpannya terus menerus.

Teman, pekerjaan ini setidaknya memberikan hikmah spiritual yang besar sekali buat anak-anak. Suka-duka saat membawa-bawa kantung yang berat akan menjelaskan pada mereka bahwa membawa beban itu sesungguhnya sangat tidak menyenangkan. Memaafkan sebenarnya, adalah pekerjaan yang lebih mudah daripada membawa semua beban itu kemana saja kita melangkah.

Ini adalah sebuah perumpamaan yang baik tentang harga yang harus kita bayar untuk sebuah kepahitan yang kita simpan dan dendam yang kita genggam terus menerus. Getir, berat, dan merupakan aroma yang tak sedap, bahkan bisa jadi itulah nilai yang akan kita dapatkan saat memendam amarah dan kebencian.

Sering kita berpikir, memaafkan adalah hadiah bagi orang yang kita beri maaf. Namun, kita harus kembali belajar bahwa pemberian itu adalah juga hadiah buat diri kita sendiri. Hadiah untuk sebuah kebebasan. Kebebasan dari rasa tertekan, rasa dendam, rasa amarah, dan kedegilan hati.

Wednesday, March 4, 2009

Kuda Sombong

Seorang mahasiswa yang segera akan menyelesaikan pendidikan seminarinya mengikuti kegiatan field school atau KKN (kuliah kerja nyata) di sebuah daerah pelosok yang jauh dari kota. Penempatan di daerah pedalaman ini antara lain untuk pendidikan mental pemuda yang agak sombong ini karena dia berasal dari keluarga berada di kota besar.Dalam perjalanan dengan bis penumpang umum menuju sebuah desa dia duduk berdekatan dengan seorang ibu petani yang terus memangku sebakul jagung.“Bu, hanya sebakul jagung saja sampai dipangku seperti itu.

Kenapa tidak ditaruh di lantai saja?” kata pemuda kota ini.“Ini makanan pokok kami yang paling berharga,” jawab ibu petani itu.“Makanan berharga? Kalau di kota, jagung hanya untuk makanan kuda,” ujarnya dengan nada sombong.Saat bis mulai memasuki jalan menurun yang berkelok-kelok, pemuda tersebut mulai terserang pusing dan mual sampai akhirnya termuntah-muntah. Rupanya pagi hari itu dia sempat sarapan bubur sayur campur jagung yang kini terlontar keluar.“Supir, berhenti! Ada kuda muntah di samping saya!” teriak ibu petani.[Kiriman: Daisy Kolanus, Jakarta/Wayne Rumambi, Colorado]

Pesan moral: Pepatah lama mengatakan, setiap kesombongan selalu ada harganya! Kerap kali kesombongan mesti dibayar dengan uang, terkadang dengan rasa malu. “Tuhan itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh” (Mazmur 138:6)

Thursday, November 20, 2008

The Best Poem of 2006

This poem was nominated by UN as the best poem of 2006, Written by an African Kid

When I born, I black
When I grow up, I black
When I go in Sun, I black
When I scared, I black
When I sick, I black
And when I die, I still black

And you white fellow
When you born, you pink
When you grow up, you white
When you go in sun, you red
When you cold, you blue
When you scared, you yellow
When you sick, you green
And when! You die , you gray

And you calling me colored?

Saturday, October 18, 2008

Sediakan Waktu...

Sediakan waktu untuk berpikir, itulah sumber kejernihan.

Sediakan waktu untuk bermain dan bersantai, itulah rahasia awet muda.

Sediakan waktu untuk membaca, itulah landasan kebijaksanaan.

Sediakan waktu untuk berteman, itulah jalan menuju hidup bermakna.

Sediakan waktu untuk bermimpi, itulah yang membawa Anda ke bintang.

Sediakan waktu untuk mencintai dan dicintai, itulah hak istimewa dari Tuhan.

Sediakan waktu untuk melihat sekeliling, waktu Anda terlalu singkat untuk hidup dalam dunia Anda sendiri.

Sediakan waktu untuk tertawa, itulah musik bagi jiwa.

Sediakan waktu bersama keluarga, itulah mutiara paling indah.

Sediakan waktu pribadi bersama Tuhan, itulah sumber kekuatan.

Semua orang dikaruniai jumlah waktu yang sama; 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, 52 minggu setahun. Tidak kurang, tidak lebih. Dengan waktu yang sama itu, ada orang yang bisa berkarya besar bagi Tuhan dan sesamanya.

Waktu tidak akan terulang, sekali berlalu selamanya berlalu. Pergunakan waktu dengan sebaik-baiknya.